Sejarah STIT Madina Sragen

Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Madina Sragen tidak terlepas dari keberadaan Yayasan Perkasa Nusantara (YPN) Sragen. Sebagai pendiri STIT Madina Sragen, Yayasan ini bergerak dibidang Pendidikan dan Sosial. Khusus dibidang pendidikan, para pendiri Yayasan ini didasari oleh kesadaran, ingin berperan aktif dalam menunjang program pemerintah dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengelolaan dan sistem pendidikan di Yayasan Perkasa Nusantara dilakukan secara profesional yang mengintegrasikan pendidikan Agama dengan pendidikan umum. Pendidikan yang diselengarakan oleh Yayasan Perkasa Nusantara Sekolah Tinggi yang kesemuanya dilaksanakan dengan berbasis keagamaan.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madina Sragen didirikan atas dasar tanggungjawab pengurus Yayasan terhadap Tuhan, ingin melaksanakan dakwah sesuai dengan perintah Allah SWT dan tanggungjawab terhadap negara yakni ingin ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehadiran Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madina Sragen di Teguhan, Sragen diharapkan dapat menjawab atas kebutuhan masyarakat di Sragen akan perlunya lembaga pendidikan tinggi yang berbasis keagamaan.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madina Sragen akan terus berusaha maksimal untuk memberikan pelayanan kepada anak-anak bangsa dan melakukan yang terbaik demi dakwah serta syiar Islam menuju Indonesia yang lebih maju, sehingga sumber daya manusianya cerdas, memiliki kedalaman ilmu, wawasan luas, terampil, kreatif, inovatif, dinamis, penuh tanggungjawab, berakhlakul karimah, juga iman dan taqwanya terus meningkat.

Agama Islam, memang banyak mengajarkan kepada umatnya untuk menuntut dan mencari ilmu pengetahuan. Ilmu yang harus digali bukan hanya ilmu agama, tapi juga meliputi berbagai disiplin ilmu yang dapat memberikan kontribusi bagi peradaban dan kesejahteraaan umat manusia. Karena sifatnya yang rahmatan lil’alamin, rahmat bagi semua yang ada di alam semesta ini. Bagaimanapun juga hadirnya STIT Madina Sragen ini, akan lebih memperkaya khazanah intelektual bangsa Indonesia, serta akan semakin mempertajam kecerdasan dan keterampilan masyarakat dalam melihat sebuah persoalan, kesadaran beragama, berbangsa dan bernegara akan terus meningkat, bila semua aktivitasnya dijadikan untuk “Mencerdaskan kehidupan Bangsa”, dengan cara berlomba- lomba dalam kebajikan dan keilmuan.